Tampilkan postingan dengan label Lapas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lapas. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 Juni 2016

Gapai Ridha & Maghfirah Melalui Pesantren Ramadhan Lapas Cikarang

Cikarang, INFO_PAS – Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas III Cikarang, Toro Wiyarto, membuka Pesantren Ramadhan 1437 Hijriah, Senin (13/6). Bertema “Dengan Bulan Suci Ramadhan Kita Gapai Ridho dan Maghfirah Allah SWT,” sebanyak 300 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) mengikuti kegiatan tersebut.
Selama pelaksanaan Pesantren Ramadhan, para WBP mendapat pemantapan materi dari KH. Mubaroq. “Untuk dapat menyampaikan sesuatu, kita harus mendapatkan ilmunya. Disinilah ilmu dan wawasan kita dapatkan,” tutur Toro.
Kalapas berharap para peserta Pesantren Ramadhan dapat menjadi orang yang mampu menyampaikan ilmu yang telah didapatnya kepada orang lain, bukan hanya digunakan untuk diri sendiri.
Sementara itu, KH. Mubaroq memotivasi para peserta untuk meningkatkan keimanan karena keimanan inilah yang membuat kuat dari segala cobaan yang menimpa. “Barang siapa yang berpuasa dengan dasar keimanan dan ridha, Allah akan mengampuni dosa-dosanya,” pesannya.
Kontributor : Mu'alim N. Shiyam
Sumber : http://www.ditjenpas.go.id/gapai-ridha-maghfirah-melalui-pesantren-ramadhan-lapas-cikarang/

Kamis, 09 Juni 2016

Pemindahan WBP 

Kurangi Gangguan Kamtib

Cikarang, INFO_PAS – Sebanyak 29 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dipindahkan dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Bekasi, Rabu (8/6) dini hari. Sebanyak 20 WBP pria dipindah ke Lapas Garut, empat WBP wanita dipindah ke Lapas Wanita Bandung, dan lima WBP anak dipindah ke Lembaga Pembinaan Khusus Anak Bandung.
Proses pemindahan WBP dibantu lima personel kepolisian dan satu orang dari kejaksaan dengan menggunakan dua kendaraan dimana satu kendaraan merupakan milik kejaksaan.
“Pemindahan ini bukan sekedar mengurangi kapasitas, namun untuk mengurangi gangguan keamanan dan ketertiban serta program pembinaan untuk WBP wanita dan anak mengingat Lapas Kelas III Bekasi merupakan lapas umum yang mayoritas berisi WBP dewasa dan pria,” terang Kepala Lapas Kelas II Bekasi, Toro Wiyarto.
Selain itu, pemindahan ini juga bertujuan agar WBP anak dapat melanjutkan kembali pendidikan yang telah mereka ditinggalkan sesuai dengan yang diamanatkan dalam UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
“Pembinaan terhadap WBP anak harus mengedepankan perlakuan yang ramah anak dan berbasis budi pekerti,” tutupnya.


Kontributor: Mu’alim
Sumber : http://www.ditjenpas.go.id/pemindahan-wbp-kurangi-gangguan-kamtib/

Rabu, 06 Mei 2015

Lapas Kelas IIB Merauke Gelar Family Day

Merauke – Dalam rangka memberikan kesempatan  kepada setiap binaan Lapas Merauke untuk melepaskan  rindu dengan keluarganya, Lembaga Pemasyarakatan  Klas IIB  Merauke menggelar family day,  Kamis, (30/4). Family day yang digelar ini merupakan rangkaian dari Hari Pemasyarakatan  ke-51 tahun yang sudah  digelar bersama dengan warga Lapas Merauke.
Kasi Binadik  Lapas Merauke Viktor Aponno, SH,   menjelaskan, family day yang dilakukan ini  sebagai wujud kebersamaan antara petugas, warga binaan dan keluarga dari  binaan. ‘’Jadi ini kita lakukan untuk saling mendekatkan diri. Tujuannya, ketika ada hal-hal yang tidak diinginkan  terjadi dengan warga binaan maka kita bisa dengan mudah melakukan komunikasi maupun kordinasi dengan keluarganya,’’ katanya.
Menurutnya, kegiatan ini sudah dilakukan  beberapa tahun terakhir ini  dan sangat direspon baik oleh setiap keluarga binaan Lapas Merauke. Sebab, dengan  adanya family day ini, setiap binaan bisa  ketemu langsung dan saling lepas rindu dengan keluarga mereka. Diakui Viktor Aponno, pihaknya telah membentuk panitia dimana pihaknya bertanggung jawab penuh atas kegiatan tersebut, selalu berusaha mejaga agar kegiatan yang dilakukan mulai dari puikul 09.00-16.00 WIT tersebut berjalan dengan baik.
‘’Kami juga sudah ingatkan  keluarga dari warga binaan untuk tidak melakukan sesuatu yang melanggar aturan. Jika itu yang terjadi akan merugikan sendiri baik keluarga maupun dair binaan itu sendiri. Tentu kegiatan seperti ini kita evaluasi jika terjadi sesuatu yang menciderai kegiatan yang sangat bagus ini,’’ terangnya. karena itu, Aponno mengharapkan keluarga  binaan untuk tidak melakukan hal-hal yang melanggar aturan.
Seorang pengunjung bernama Maria  mengaku berterima kasih kepada pihak Lapas Merauke  atas program yang dilaksanakan ini . Sebab dengan adanya family day ini, pihaknya   bisa ketemu langsung dengan keluarga yang ada di dalam Lapas.
sumber: http://infopublik.id/
Lapas Kelas IIB Merauke Gelar Family Day | INFO_PAS | 4.5

Jumat, 17 April 2015

Dari Balik Jeruji Besi, Napi Ini Menulis Buku Inspiratif

Liputan6.com, Bandung – Terjerat kasus hukum dan ditahan di lembaga pemasyarakatan atau lapas tidak membuat Wulan Murad berhenti berkarya. Bahkan dengan keterbatasan yang dimilikinya, ia bisa menghasilkan satu buku yang bisa memberikan inspirasi.
Berbekal pengalamanannya menginap di hotel prodeo, Wulan menulis buku berisi kisah dirinya dan rekan-rekannya selama menjalani masa tahanan.
“Isinya ada true story dan fiksi, isinya bagus. Kumpulan cerpen banyak kisah nyata dan pengalaman di sini,” kata Kepala Seksi Pembinaan dan Pendidikan (Kasi Binadik) Lapas Wanita Sukamiskin Bandung, Inna Imaniati, Rabu (15/4/2015).
Menurut Inna, Wulan menunjukkan bakatnya setelah juara dalam lomba cerpen antar-warga binaan se-Indonesia pada 2013 silam. Setelah itu, pihak lapas memberikan fasilitas dan dukungan sehingga buku Suara Napi’ bisa terealisasikan.
“Pengerjaannya selama 3 bulan. Hanya mulai mencari bahan dan lain-lain sejak 2013 dan saat mulai menjadi warga binaan,” imbuh dia.
Ia menambahkan, kendala tidak hanya fasilitas Lapas yang tidak memadai saat dilakukan pengerjaan buku ini, tapi masalah dana untuk mencetak saat buku telah selesai dikerjakan.
“Wulan suka di tempat saya (ruangan) bikin buku karena nggak ada fasilitasnya. Saya sebagai pembina memberikan kesempatan seluas-luasnya. Untuk cetak alhamdulillah 1000 eksemplar,” jelas dia.
Inna berharap setelah diluncurkan buku ini bisa mengurangi stigma negatif masyarakat kepada narapidana dan mantan narapidana. (Ans)
Sumber : liputan6.com

Kamis, 12 Maret 2015

Lapas Cipinang Kembangkan dan Pasarkan Tanaman Hias

Jakarta, INFO_PAS –  Program Narapidana Berkebun yang dicanangkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) memotivasi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang untuk lebih meningkatkan kegiatan kemandirian warga binaan dalam berkebun tanaman hias.

Bekerja sama dengan Yayasan Indonesia Inisiatif Biru Lestari (Waibi), berbagai jenis tanaman hias telah berhasil dikembangkan dan dipasarkan oleh Lapas Cipinang.

Tomy Elyius, Kepala Seksi Bimbingan Kerja (Bimker) Lapas Cipinang kepada INFO_PAS, Rabu (11/3) menjelaskan, “Kegiatan ini berjalan dengan sangat baik, pada tahun 2014 untuk program pembinaan tidak memiliki anggaran, akan tetapi yang terlihat kegiatan ini (tanaman hias) tetap berjalan dan mampu berkembang,” ungkap Tomy.

“Tahun ini, kami akan menggandeng BI dan beberapa pihak ke-3 lainnya untuk mencapai hasil yang maksimal dalam program ini,” ujar alumni Akademi Pemasyarakatan angkatan 35. “Kerjasama ini diharapkan akan memberikan hasil yang positif bagi kegiatan tanaman hias serta mampu menjadi bekal bagi para WBP ketika bebas nanti,” imbuhnya.

Sementara itu, AP salah satu warga binaan yang mengikuti asimilasi perkebunan tanaman hias Lapas Cipinang mengaku sangat senang dan terbantu dengan adanya kegiatan ini. “Saya memang hobi dan juga punya usaha tanaman hias diluar, jadi saya senang bisa bekerja merawat tanaman disini dan berbagi ilmu dengan yang lain,” ucap AP.

AP memiliki keinginan untuk memajukan usaha tanaman hias yang ada di Lapas Cipinang dan kelak setelah bebas dapat membangun kerjasama dengan usaha yang dimilikinya. Menurut Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) ini, tanaman lele paris paling bagus prospek kedepannya. Namun, ia sangat ingin menambahkan tanaman jenis bremolia karena memiliki nilai jual dan peminat yang tinggi. (NH)

Kontributor : Mu’alim N. Shiyam 47
http://www.pemasyarakatan.com/lapas-cipinang-kembangkan-dan-pasarkan-tanaman-hias/

Selasa, 10 Maret 2015

Persiapan Nusakambangan sudah 100 persen

Cilacap (ANTARA News) – Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa persiapan Pulau Nusakambangan, Cilacap, sebagai tempat eksekusi terpidana mati telah mencapai 100 persen.

“Kami sudah siap 100 persen sejak tanggal 28 Februari. Tinggal tunggu hari H, itu urusannya Jaksa Agung,” kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jateng Yuspahruddin saat dihubungi dari Cilacap, Selasa.

Dalam hal ini, kata dia, pembuatan sekat untuk ruang isolasi di Lembaga Pemasyarakatan Besi, Pulau Nusakambangan, sudah selesai.

Oleh karena itu, lanjut dia, tidak benar jika ada kabar bahwa Nusakambangan belum siap.

“Pemasyarakatan sudah siap, lapas di Nusakambangan sudah siap full. Kalau masalah PK (Peninjauan Kembali) dan gugatan PTUN (Pengadilan Tata Usaha Negara) bukan urusan kami, itu urusan kejaksaan,” tegasnya.

Disinggung mengenai sejumlah truk pengangkut material yang masih terlihat keluar masuk Nusakambangan, Yuspahrudin mengatakan bahwa material itu tidak ada kaitannya dengan persiapan eksekusi.

Menurut dia, material yang diangkut truk-truk itu digunakan untuk kegiatan pemeliharaan sejumlah lapas di Pulau Nusakambangan.

“Saat ini kan awal tahun, mungkin ada anggaran untuk perbaikan di lapas-lapas. Itu tergantung kalapasnya dan sekarang ini ada pemeliharaan,” jelasnya.

Saat ditanya mengenai kemungkinan telah adanya surat pemindahan terpidana mati warga negara Filipina Mary Jane Fiesta Veloso dari Lapas Wirogunan (Yogyakarta) ke Nusakambangan, dia mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya belum menerima pemberitahuan itu.

“Belum, belum ada,” katanya.

Kejaksaan Agung beberapa waktu lalu merilis 10 nama terpidana mati kasus narkoba yang akan dieksekusi, yakni Andrew Chan (warga negara Australia), Myuran Sukumaran (Australia), Raheem Agbaje Salami (Nigeria), Zainal Abidin (Indonesia), Serge Areski Atlaoui (Prancis), Rodrigo Gularte (Brasil), Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Nigeria), Martin Anderson alias Belo (Ghana), Okwudili Oyatanze (Nigeria), dan Mary Jane Fiesta Veloso (Filipina).

Eksekusi tersebut direncanakan akan dilaksanakan serentak di Pulau Nusakambangan pada waktu yang belum ditentukan.

Akan tetapi hingga saat ini, Mary Jane Fiesta Veloso masih berada di Lapas Wirogunan, Yogyakarta, karena masih menunggu putusan sidang PK di Pengadilan Negeri Sleman.

Sumber : antaranews.com